Berawal dari Protes Akhirnya Kuliah Juga ; Pasti Ada Jalan



MAHASISWARIAU.COM - “Setidaknya dua lembar kertas putih itu telah menjadi saksi bisu bagaimana dulu aku pernah bermimpi untuk kuliah

Sejak aku duduk di kelas 2 SMA, aku sudah sering memimpikan bagaimana rasanya bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi setelah lulus nanti. Namun aku sadar bagaimana keadaan orang tua ku, dan aku tak pernah sekalipun menanyakan atau mengatakan tentang keinginanku untuk kuliah ini kepada orang tua ku. Karena hanya akan menambah beban fikiran mereka saja.

Suatu hari sekolah kami tidak mengadakan kegiatan belajar-mengajar efektif karena ada gotong-royong. Ketika sedang beristirahat sejenak aku melihat salah seorang temanku berjalan menuju ruangan majelis guru. Sekedar basa-basi aku menanyakan,

'Mau kemana mel?'
Mau daftar beasiswa ran.
Beasiswa apa? Aku makin penasaran
Beasiswa Chevron.


Aku yang sangat penasaran akhirnya memutuskan untuk ikut. Sampai diruangan majelis guru, aku segera bertanya pada guru yang bersangkutan tentang beasiswa ini. Kenapa aku bisa tidak mendapatkan informasi apa-apa tentang masalah ini. Saat itu kebetulan aku bersama seorang teman yang menjadi juara umum disekolah kami dan dia juga tidak mengetahuinya.

Guru yang ada menjelaskan bahwa beasiswa ini diberikan kepada siswa yang berprestasi dan kurang mampu untuk biaya melanjutkan kuliah. Dan sekolah kita sudah menunjuk tiga orang perwakilan untuk seleksi tingkat kabupaten. Aku tentu saja tidak terima karena kebetulan namaku tidak ada diantara ketiga nama yang ditunjuk. Aku terus saja protes dan menyampaikan rasa tidak terima atas keputusan ini. Hingga aku mengeluarkan satu statement yang saat itu mampu membuat guru tersebut tidak bisa berkata-kata lagi.

"Ibu guru yang terhormat, beasiswa ini ditujukan untuk mereka yang berprestasi dan kurang mampu. Saya melihat dari ketiga orang ini memang saya akui mereka berprestasi namun tidak bisa dikategorikan sebagai siswa kurang mampu bu. Kalaupun seandainya prestasi yang menjadi tolak ukur toh kenapa teman saya yang juara umum ini tidak terpilih juga. Saya tidak merasa sebagai siswa paling hebat bu. Namun alangkah lebih baiknya jika perihal beasiswa ini kita adakan seleksi terlebih dahulu disekolah ini. Kita punya banyak siswa berprestasi bu. Kalaupun nanti setelah diseleksi saya tidak lulus saya akan terima, yang penting saya sudah mencoba bu. Bukan apa-apa bu, saya dan mungkin beberapa teman saya yang tidak terpilih punya keinginan besar untuk kuliah bu. Jadi saya rasa keputusan paling tepat adalah sekolah mengadakan seleksi untuk mengirimkan perwakilannya"

Setelah menyampaikan protes ternyata apa yang saya sampaikan benar-benar dipenuhi oleh sekolah. Kami para juara kelas diseleksi untuk diambil 3 terbaik yang akan mewakili sekolah. Dan hasil seleksinya menunjukkan bahwa aku memang layak untuk mewakili sekolah bersama temanku yang juara umum tadi serta satu perwakilan siswa IPS. Setelah mengikuti seleksi di kabupaten ternyata aku juga masuk 5 besar terbaik di kabupaten dan berhak mengikuti inagurasi di provinsi .Saat itu aku berada di peringkat 4 Darmasiswa Chevron Riau 2014 dan berhak mendapat biaya pendidikan sebesar Rp 8.500.000/tahun selama 4 tahun dan sebuah laptop. Dengan uang ini akhirnya aku bisa melanjutkan kuliah.


Ternyata benar, mimpi itu perlahan-lahan akan jadi nyata jika kamu berusaha. Setiap ada usaha Pasti akan ada Jalan. Jangan pernah berhenti bermimpi. Karena Allah selalu mendengar mimpi kita.

Sekalipun kau harus mencari jarum di dalam tumpukan jerami, pasti akan bisa kau dapatkan jika bersungguh-sungguh. 

Penulis Randy Lorena Candra adalah Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan Faperika Universitas Riau, Angkatan 2013


settia